Senin, 02 Februari 2009

Raket & Nyamuk


Entah karena terinpirasi Prie GS (MA'AF Pak harus membawa-bawa nama BAPAK) atau emang dasar jiwa eksrim gue yang kagak bisa dikontrol. Minggu yang lalu saya dan istri membeli raket pembasmi nyamuk. Maklum dirumah nyamuk rada susah dikontrol, sudah berbagai macam obat nyamuk berbagai merk kami beli tapi tidak menyurutkan semangat para nyamuk untuk menyerang kami. Bukan nya mati, tapi para nyamuk tadi menjadi tambah beringas. Hanya dengan modal Rp. 15.000,- ditambah batterai AA 2 buah lengkap sudah persenjataan saya.

Dengan penuh semangat saya mulai berburu nyamuk-nyamuk nakal tadi. Seluruh ruangan saya jajaki, mulai ruang tamu,
kamar tidur, dapur, sampai dikamar mandi. Begitu semangatnya apalagi bila mendengar suara "cetar" yang berarti satu prajurit nyamuk berhasil saya bunuh. Semakin banyak suara semakin semangat saya. Sampai lah perburuan saya dikamar mandi, saya sengaja memang memilih kamar mandi sebagai pilihan terakhir. Ya, ini karena kamar mandi bagi saya adalah sebuah Markas Besar bagi Prajurit Nyamuk tadi. Begitu diserang semua akan kembali berkumpul di Pusat Komando (wkk, jadi pengen tahu siapa Jenderal nya).

Tak pelak, benar praduga saya. Begitu pintu kamar mandi dibuka, suara dengungan serdadu nyamuk begitu menghenyakkan telinga saya. Tanpa menunggu aba-aba langsung saya anyunkan raket tadi untuk mengejar para nyamuk tadi (semua gaya menggunakan raket saya gunakan, mungkin NADAL pun akan kewalahan menghadapi saya, hahaha).

Sampelah ketika melihat nyamuk yang sedang berpelukan, pikiran saya langsung terngiang akan cerita Bapak PRIE GS. Akan nyamuk yang lupa akan bahaya apabila sedang dimabuk cinta. Lupa karena sedang ASYIK. Ya saya se
ndiri pun lupa bahwa saya masih SAKIT! Bahkan dikamar mandi ini pulalah saya terjatuh dan harus beristirahat di Rumah Sakit hampir 1 bulan lamanya. Di tambah saya harus mengalami Trauma yang membuat saya kehilangan memory saya. Belom lagi Syaraf saya yang terjepit, membuat daya gerak saya berkurang!

Plak!! Hati saya bak disetrum, bukan oleh raket nyamuk tadi, tapi oleh perasaan saya sendiri. Bagai mana mungkin saya yang sedang sakit ini bisa sekejam ini terhadap nyamuk-nyamuk tersebut. Belum tentu mereka semua yang menghisap darah saya. Bayangkan kalo semua nyamuk ini bersatu dan menyerang saya dikala saya terlelap tidur?? Ohw, membayangkan nya saja sudah membuat saya bergidik, apalagi bila benar? Bukan kah donor darah itu baik? Saya sempat membaca sebuah artikel (saya lupa dimana) yang menyatakan donor darah baik dilakukan, untuk mengolah sel-sel darah kita agar kembali baru. Kita tahu akan begitu besarnya manfaat donor (selain membantu orang lain tentunya), tapi betapa malas nya kita untuk berangkat ke PMI untuk mendonorkan darah kita?? Membayangkan jarum suntik nya saja bagi beberapa orang merupakan s
ebuah penderitaan. Nah ini, dengan bantuan para nyamuk tadi, bukankah kita sudah dibantu untuk mengurangi sel-sel darah kita yang sudah tua tadi?? (walaupun banyak nyamuk yang emang membawa penyakit, tapi saya coba indahkan tentang penyakit tadi, namanya juga orang lagi tersentuh!?) Akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri misi perburuan serdadu nyamuk tadi laksana penghentian serangan Israel terhadap pasukan hamas & rakyat Palestina.

Eh, belom lagi saya keluar kamar mandi, nampaklah seekor Cecak yang menatap saya. Begitu tajam nya tatapan sang Cecak, sampai-sampai menusuk sanubari saya. Kenapa Cecak ini?? Tak lama berpikir akhirnya saya menduga, mungkin Cecak ini marah! Ya marah kepada saya, karena piring nasi nya telah saya buat porak-porandakan. Nyamuk-nyamuk yang seharusnya menjadi santapan lezat para cecak (ya ternyata dikamar mandi ini bukan hanya ada 1
cecak, tapi ada 4 ekor cecak) kini tak lagi tersedia.

Kembali lagi saya diliputi dosa, begitu kejamnya saya. Sudah membunuh, eh membuat kelaparan yang lain pula. Akhirnya saya memutuskan tidak saja ntuk menghentikan kebiadapan saya terhadap para nyamuk-nyamuk tadi dan juga para cecak (yang secara tidak langsung saya zalimin), tapi juga berikrar dalam hati untuk tidak menggunakan raket ini secara membabi buta. Ya, hanya buat nyamuk-nyamuk nakal yang mencoba mengganggu saya bila sedang santai dikamar. Saya mencoba menguatkan niat saya sambil menggantungkan raket (laksana para petenis dunia yang berhenti bermain lagi).


Tapi....


Kemarin malam tepat jam 00.00 tak kala lampu PLN yang dengan bebasnya menghentikan alirannya kerumah kami disaat saya baru beranjak tidur (ya saya memang tidak bisa tidur dibawah jam 12 malam). Saya kembali dibuat kesal oleh para nyamuk. Bagai mana tidak? Bukan hanya saya yang diserang, tapi Istri, Anak saya yang paling kecil (seorang gadis mungil yang baru berumur 2 tahun) dan sang kakak (seorang lelaki yang baru duduk dikelas 1 SD) juga tak lupa dari gangguan! Kembali kemarahan saya memuncak!

Ya, bagaimana tidak? Dengan hanya bermodal sinar lilin yang secukupnya itu saya tentu saja tak sanggup untuk mengetahui dimana serdadu nyamuk itu berada.
Emosi saya meluap-luap! Bayangkan sampe jam 4 subuh saya harus mencoba menghalau para nyamuk agar Istri dan Anak-anak saya dapat tidur pulas. Belum lagi Sakit Pinggang saya yang sedang kumat-kumatnya. Sedangkan penerangan tidak begitu membantu saya menghentikan serangan serdadu nyamuk tersebut (mungkin selama beberapa hari mereka dilatih oleh tim khusus buru serbu yang mereka ciptakan sendiri, untuk membalas serangan saya kemarin).

Begitu lampu menyala! Inilah tiba saatnya bagi saya untuk balik mereka, semua penjuru kamar saya satroni. Tidak sampai sampai disitu. Dendam saya sudah diubun-ubun, ya karena saya sudah mengantuk, maka serangan balik akan dilanjutkan besok (sebab besok hari libur). Akhirnya saat itu tiba, dengan segenap kakuatan saya kembali menyerbu sarang nyamuk-nyamuk tersebut. Saya tidak perduli lagi dengan kekejaman, saya tak peduli lagi dengan cecak yang mungkin kehilangan jatah makan nya (seperti Barak Obama yang akan tetap mendukung Israel serta membantu persenjataan terhadap Israel). Ya, saya benar-benar Marah! Saya lampiaskan Dendam saya yang sempat terhenti tadi Subuh. Begitu banyak serdadu nyamuk yang tewas, semakin banyak semakin puas hati saya.


Yah! Begitulah saya, sebagai manusia biasa saya tak putus oleh Nafsu, Dendam dan Ego. Tapi apa mau dikata begitulah keadaan saya. Hanya Tuhan lah yang tahu....(eddy-4h)

2 komentar:

  1. Menurut komentar kami sebagai teman2mu yang menyayangimu nilaimu mendpat bintang 5, hadapi selalu hidup ini dan jangan cepat putus asa, tuhan selalu tahu yang dilakukan oleh umatnya, wassalam

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas Komentarnya Pak, Tuhan pasti bersama kita (Amien).

    BalasHapus