Rabu, 04 Februari 2009

Hobby baru ku

Tuntutan hati terhadap lingkungan rupanya juga ada dalam diriku. Itu tercurah pada hobby “baru” ku memeliharan tanaman, tepatnya merawat Bunga. Tanaman yang berkembang dan memiliki bunga yang cantik-cantik bagi saya. Bukannya bunga yang “tidak berbunga” yang banyak digandrungi ibu-ibu saat ini. Tanaman yang tidak memiliki bunga itu disebut bunga? Bagi saya sesuatu yang aneh. Dimana letak bunganya? Sudah harganya yang cukup mahal ditambah tidak memiliki bunga pula? (ma’af bagi para penggemar dan seluruh perkumpulannya) Orang awam menyebutnya Anggrek, ya tanaman ini memiliki bunga yang unik dan berbagai macam rupanya. Keunikan terutama dari media tanamnya. Bagaimana tidak, banyak orang yang sibuk dengan mencari tanah hitam yang katanya baik untuk kembang? Sedangkan Anggrek bersikukuh dengan hidup bukan dengan tanah. Tentunya bagi mereka yang tidak suka dengan kotornya tanah dan takut dengan cacing, ini adalah suatu nilai positif. Ya, Anggrek hidup dengan media tanam yang “aneh”, mereka tumbuh diatas potongan batang pohon, arang, sabut kelapa, atau pakis-pakisan.

Kegemaran saya yang baru ini juga menuntut sedikit pengorbanan. Dimulai harus menyiapkan tempat pot, lokasi yang tepat, pupuk dan insektisida, sampai membeli buku tentang tanaman Anggrek. Tidak banyak memang, tapi cukup menyita perhatian. Bukan apa-apa, hal ini menyebakan reaksi berantai. Mulai dari keponakan dan kakak yang harus membeli bahan material serta membuat tempat dimana Anggrek-anggrek saya harus berada. Belum lagi sang Istri yang tentunya harus mengantar saya ke toko buku untuk membeli buku, serta mengantarkan saya untuk sekedar melihat-lihat atau membeli Anggrek ditempat-tempat penjualannya. Sampai kakak saya yang perempuan ikut pula sibuk mencarikan Anggrek ditempat teman-temannya biasa ngerumpi. Ya semua jadi sibuk dengan hoby saya yang baru ini. Repot memang dan biasalah orang kita, kalo ada yang baru lalu menjadi tren. Kemudian yang lama menjadi usang dan tidak berguna.

Alhamdulillah, hari-hari yang panjang dan melelahkan itu sudah berlalu. Sekarang saya dapat menikmati indahnya bunga-bunga itu (ya, bunga yang sesunguhnya). Tapi untuk menuju ini tidaklah mudah. Saya harus rajin membaca, membuka situs di internet, bertanya kesana dan kemari, terutama pada penjual bunga. Walau ada sebagian dari mereka yang malas menjelasakan tapi tidak sedikit yang memberikan penjelasan begitu lebarnya, sampai-sampai saya terpesona (ini mau beli bunga apa ikut ekspose sih??). Tapi bagi saya, penjual yang beginilah yang akan menjadi langganan saya, ya keramahan dan kepedulian mereka sudah membeli saya.

Anggrek seperti tanaman lainnya. Ia perlu dirawat dan dipelihara. Pemupukan yang teratur, pemberian obat hama, pencahayaan yang cukup, pemberian air yang sesuai sampai kebersihan dan repooting akar dan batang cukup menyibukan saya. ya bagaimana tidak, Anggrek ini rupanya cukup manja. Kalau kebanyakan pupuk ia akan mati, kekurangan pupuk tidak mau berbunga. Kelebihan matahari ia layu, kekurangan matahari bunga pun lambat berkembang. Air turut menentukan akan kelangsungan kihidupannya. Air tidaklah boleh sembarangan seperti tanaman yang tumbuh ditanah lainnya. Ya, karena memang kehidupan asli mereka yang hidup diatas pohon dan jauh dari tanah. Air harus bersih dan jernih, sebaiknya memang air hujan, tapi air sumur ataupun air PDAM masih diterimanya. Dengan catatan harus diendapkan telebih dahulu, agar benar-benar terhindar dari kotoran dan obat air. Penyiramannya pun tidak dengan diguyur, tapi disemprot. Mulai dari bunga, daun, batang sampai media tanam harus disemprot. Penyemprotan juga tidak dengan seenaknya. Kekuatan penyemprotan dapat mengganggu kestabilan kehidupannya.

Media tanam pun tak luput dari perhatian. Media tanam dari pakis-pakisan sangat baik bagi sang anggrek, tapi menurut salah satu buku tentang Anggrek yang saya baca, media pakis-pakisan yang terlalu sering digunakan akan mengganggu ekosistem pakis-pakisan dihutan (dimana pakis-pakisan berasal). Sabut kelapa juga baik, karena dapat menyimpan air dan kelembaban yang cukup lama. Tapi kalau terlalu lembab ia akan mudah busuk akarnya. Media tanam lain yang cukup baik adalah arang. Arang selain mudah dan murah dia juga tidak mudah diserang bakteri. Tapi perlu diingat, rutinitas pemberian insektisida dan pengendali hama tetap perlu lho. Kekurangan arang mungkin hanya dalam penyimpanan kandungan air. Jadi kalau mau menggunakan media tanam arang kita harus lebih ekstra dalam pemberiaan air. Penyemprotan arang harus rajin, paling tidak sehari harus 2 kali.

Penyemprotan Anggrek juga tidak sesuka hati kita. Angrek baiknya diairin pada pukul 7 sampai 10 pagi hari dan pukul 3 sampai 5 sore hari. Itupun tergantung dari dimana daerah kita berada. Pemberian air disore hari perlu jadi catatan penting. Jangan sampai air menggenang didaun sampai malam hari. Karena akan menyebabkan bakteri dan jamur mudah menyerangnya. Jadi semprotlah daun secukupnya saja. Cuaca juga sangat menentukan waktu penyemprotan. Kalau cuaca mendung, sebaiknya anggrek tidak perlu disemprot. Semprotlah anggrek sampai media tanam dan potnya, ini cukup membantu dalam proses kelembabannya.

Pemupukan dan pemberian insektisida turun mempengaruhi perkembangan anggrek. Banyak orang yang memelihara Angrek tapi tidak pernah melihat bunganya. Kenapa? Ini mungkin dari cara perawatannya yang salah atau tidak dilakukan pemupukan yang layak. Sayangkan? Gunakanlah pupuk yang sesuai dengan untuk anggrek. Kalau bisa belilah pupuk semprot. Dalam pemakaiannya, kalau bisa kurangi takaran pupuk dari yang ada pada label atauran pakai. Sebab kebanyakan pupuk akan menyebabkan anggrek akan mati. Sebaiknya anggrek disiram dengan air bersih terlebih dahulu sebelum dipupuk. Semprotkanlah pupuk cair dari daun, terutama bagian bawah daun dimana terdapat stomata. Ini guna mempercepat proses peresapan pupuk kedalam daun. Atau bisa juga membeli cairan yang mempercepat proses peresapan pupuk (kalau yang ini saya belum mencobanya).

Untuk Anggrek yang sedang berbunga, jangan takut memberi bunganya pupuk (tapi jangan terlalu banyak), ini berguna untuk mempertahankan agar bunga tidak cepat layu. Setelah daun, batang juga perlu disemprot, kemudian kebagian akar dan media tanam serta potnya. Pemberian insektisida dapat dilakukan bersamaan dengan penyemprotan pupuk. Tapi tetap diingat, bahwa pemberian insektisida dikurangi dari takaran yang ada. Pemupukan dan pemberian insektisida harus rutin, minimal 1 minggu sekali (jangan terlalu sering, karena dapt menyebabkan anggrek kepanasan dan mati).

Selain itu sering-seringlah bertukar pendapat dengan para penggemar anggrek lainnya. Terutama para penjual bunga yang dapat dipercaya. Sebab tidaksedikit penjual bunga yang hanya tahu menjual bunga, tapi tidak tahu bagaimana seharusnya merawat dan membungakan Anggrek. Disamping itu kerajinan dan ketelitian kita dalam merawatnya tentulah menjadi kunci dari keberhasilan menciptakan Anggrek yang sering berbunga dan tahan lama. Berniat mencoba? Silahkan.

Bagi peminat Anggrek dan seluruh perkumpulannya saya mohon untuk meralat apabila ada yang salah dalam penyampaian saya. Terimakasih untuk semuanya……. eddy4h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar